Kuartal I-2010, Realisasi Investasi Hulu Migas Capai US$ 2,61 Miliar

Jakarta - Realisasi investasi sektor hulu minyak dan gas bumi pada kuartal I-2010 mencapai US$ 2,61 miliar, naik US$ 60 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 2,55 miliar.

Demikian disampaikan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dalam acara pembukaan Konvensi dan Pameran The Indonesian Petroleum Association (IPA) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (18/5/2010).

"Kita semua menyadari bahwa investasi dalam industri migas memerlukan komitmen finansial serta risiko yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang kuat antara pemerintah dan para mitra untuk terus menciptakan iklim investasi yang lebih baik," ujar Darwin.

Darwin menyebutkan, realiasi investasi sektor hulu migas memang telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam lima tahun terakhir dari US$ 5,8 miliar di tahun 2004 menjadi US$ 11,3 miliar pada tahun 2009.

Untuk itu, pihaknya akan berupaya agar hal ini dapat terus ditingkatkan. "Pemerintah akan melakukan segala upaya guna menjamin return of investment dari para investor dan menghargai sanctity of contract," kata dia.

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono juga mengakui sejak dulu sektor migas memang telah memberikan kontribusi yang besar terhadap penerimaan negara.

Namun ia mengamati saat ini telah terjadi perubahan peranan dari sektor ini dalam beberapa dasawarsa terakhir, yaitu dari sebagai sektor yang menjadi sumber utama penerimaan negara menjadi bagian dari sistem ketahanan energi yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Jika pada  tahun 1970-an dan 1980-an, kebijakan energi yang menyeluruh tidak terlalu penting karena ketersediaan energi jauh di atas kebutuhan kita. Sekarang bagaimana memformulasikan kebijakan jangka pendek, menengah, dan panjang soal energi karena tidak ada ekonomi berkelanjutan jika kita tidak punya energi berkelanjutan," ungkapnya.

Untuk itu, ke depan produksi migas akan lebih diutamakan untuk kebutuhan domestik agar sasaran pertumbuhan ekonomi bisa tercapai. "Setelah itu untuk ekspor dengan tujuan mendapatkan penerimaan negara," jelasnya.

Dalam acara pembukaan tersebut, Wapres Boediono juga menyaksikan penandatanganan 14 wilayah kerja migas baru senilai US$ 146,7 juta, termasuk sign bonus berjumlah US$ 14,6 juta. Selain kontrak tersebut, penandatangan juga dilakukan untuk delapan perjanjian jual beli gas dengan volume total 177,57 tbtu dengan perkiraan pendapatan kotor senilai US$ 908,73 juta.

Previous PostSBY pledges to end tax problems in oil and gas sector
Next PostIPA Expo ke-34 Membuka Kesempatan dan Tantangan