Pesona Wakil Menteri ESDM Susilo

Dalam 16 bulan terakhir, Indonesia, mantan negara pengekspor minyak, menyaksikan tidak kurang tiga pria menempati posisi Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Yang terbaru, Susilo Siswoutomo (62), akan menghadapi tantangan berat di tengah iklim investasi migas yang lesu saat ini.

Jabatan Wakil Menteri ESDM dimulai pada Oktober 2011, bersamaan dengan ditetapkannya beberapa wakil menteri departemen lain ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mereshuffle kabinetnya.

Pada saat itu, Jero Wacik, seorang politisi senior dari Partai Demokrat, terpilih untuk menggantikan sesama anggota partainya, Darwin Zahedy Saleh, yang telah menjabat Menteri ESDM selama dua tahun.

Wakil pertama Jero adalah profesor Institut Teknologi Bandung (ITB) dan anggota Dewan Energi Nasional, Widjajono Partowidagdo. Pada bulan April 2012 Widjajono meninggal dunia akibat serangan jantung ketika mendaki Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dalam usia 60 tahun.

Setelah beberapa bulan mempertimbangkan nama pengganti Widjajono, Presiden menunjuk Rudi Rubiandini (50), juga seorang profesor ITB yang pernah menjabat sebagai Penasihat dan kemudian Deputi Operasional di BPMigas. Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memerintahkan pembubaran BPMigas pada 13 November tahun lalu, yang menyebabkan investasi migas Indonesia mendapat review negatif dari lembaga rating Moody, Yudhoyono meminta Rudi untuk menjadi pemimpin satuan tugas yang baru terbentuk, SKMigas, dan menyerahkan jabatannya kepada Susilo.

Susilo yang merupakan teman dekat Jero, berkuliah di Fakultas Teknik Mesin ITB pada tahun 1970, namun Ia tidak memiliki prestasi akademik yang luar biasa dibandingkan dua pendahulunya, dengan Widjajono yang lulus dari Fakultas Engineering University of Southern California, AS, dan Rudi yang adalah alumni dari Technische Universitaet Clausthal di Jerman.

Namun, di sela-sela upacara pelantikan di kantor pusat Kementerian ESDM, Susilo mengatakan Ia tidak gentar dengan hal ini, Ia mengatakan "pengalaman lapangan" akan membantu melaksanakan tugas tugasnya. "Saya memiliki pengalaman akademik dan lapangan. Saya yakin saya bisa membantu Pak Wacik dalam melaksanakan tugasnya," katanya.

Setelah 33 tahun bekerja untuk perusahaan perusahaan migas seperti Mobil Oil Corp, dan ExxonMobil Corp, pada tahun 2006 Susilo diminta untuk menjadi penasihat BPMigas dan memantau proyek gas Masela di Provinsi Maluku. Pada tahun 2011, Susilo direkrut oleh Jero Wacik sebagai Staf Ahli Khusus setelah pengangkatannya sebagai menteri ESDM.

"Kedua deputi saya sebelumnya adalah orang yang sangat cerdas dengan kemampuan mereka dalam menghafal data. Pak Susilo dipilih karena pengalamannya selama bertahun-tahun dan karena pernah menjadi staf saya, dia sudah tahu cara berpikir saya," katanya.

Dengan beberapa renegosiasi kontrak dengan beberapa perusahaan pertambangan yang belum diselesaikan, di mana Wakil Menteri bertugas mengawasi Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara serta memberikan jaminan kepada para investor migas, Susilo akan menghadapi tantangan berat di masa depan.

Secara terpisah, Ketua Indonesia Petroleum Association (IPA) Lukman Mahfoedz mengatakan Susilo adalah pilihan yang baik untuk posisi Wakil Menteri ESDM karena ia memiliki pengalaman di industri migas dan sebelumnya pernah bekerja dengan Jero Wacik.
Sementara itu, Wakil Direktur ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan ia tidak mengetahui rekam jejak Susilo, tetapi sebagai teman, Jero mungkin telah membantunya untuk mendapatkan jabatan tersebut.

"Saya tidak bisa mengomentari kemampuannya. Mungkin kita hanya harus menunggu dan melihat kinerjanya," ujar Komaidi.

Previous PostIndonesia Membutuhkan Investasi Migas Asing: SBY
Next PostMeskipun Banyak Kegagalan, Proyek Laut Dalam Masih Menjanjikan