Wapres Tegur Menteri ESDM dan Kepala BP Migas

JAKARTA - Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) bekerja lebih serius untuk meningkatkan produksi minyak nasional yang masih di bawah target APBN sebesar 970.000 barel/hari.
“Ada hal yang tidak begitu menyenangkan, terutama soal performa produksi minyak.BP Migas dan Kementerian ESDM saya harap lebih serius soal isu ini,” ujar Boediono dalam pidato sambutannya di acara The 35th IPA Annual Convention and Exhibition di Jakarta Convention Center,Jakarta,kemarin. Boediono mengatakan, kedatangannya dalam konvensi Indonesian Petroleum Association (IPA) ini merupakan yang kedua kalinya. Tapi, hingga saat ini pun belum ada kemajuan signifikan dalam produksi minyak nasional. “Satu tahun telah berlalu sejak konvensi lalu.Pertanyaannya apakah telah ada kemajuan?”tuturnya.
Wapres menambahkan,produksi yang dapat dicapai hingga kini baru 911.000 barel/hari, jauh dari target yang dipatok yaitu 970.000 barel/hari.Padahal, setidaknya dibutuhkan produksi 1,2 juta barel/hari agar kebutuhan energi dalam negeri tercukupi.Turunnya produksi minyak, lanjut dia, berdampak buruk bagi pasokan bahan bakar dalam negeri, meningkatkan impor, dan menaikkan risiko defisit anggaran. Menurut Wapres, permasalahan produksi yang salah satunya karena eksplorasi yang tak berkembang dalam beberapa tahun terakhir, serta tingkat penghentian produksi tak terencana (unplanned shutdown) yang masih tinggi,adalah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan Kementerian ESDM dan BP Migas.
Untuk mengatasi masalah produksi, Boediono juga meminta investor mengembangkan kerja sama lebih riil dengan mempercepat pencarian tambahan sumber daya untuk menambah cadangan. Selain itu, meneruskan optimalisasi lapangan minyak dengan metode EOR (enhanced oil recovery). Menanggapi teguran Wapres, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh di acara yang sama mengatakan bahwa hal itu merupakan suatu ajakan positif dan dorongan bagi pihaknya untuk lebih meningkatkan kinerja, khususnya pencapaian target produksi minyak. Produksi yang terus turun, kata Darwin, adalah refleksi dari berbagai dinamika yang ada.
Dia menambahkan, pencapaian target lifting maupun aktivitas produksi adalah fenomena operasi.“Dan operasi supervisinya ada dalam genggaman BP Migas,”kilahnya.

Previous PostIndustri Minta Pemerintah Dukung Kesiapan Infrastruktur Gas
Next PostIPA Berkomitmen Tingkatkan Investasi di Sektor Energi