Pemerintah Akan Sesuaikan Harga Gas Lokal ke Tingkat Internasional

Wakil Presiden Boediono mengisyaratkan pada hari Selasa bahwa pemerintah akan segera menaikkan harga gas yang dijual ke pasar dalam negeri hingga setara dengan harga internasional untuk mendorong produsen agar menjual gas ke pembeli lokal.

Boediono mengatakan revisi kebijakan harga itu diperlukan karena harga gas domestik saat ini jauh lebih rendah dari harga di pasar internasional.

"Kebijakan harga untuk penjualan gas dalam negeri harus ditinjau. Tidak mungkin bagi kami untuk [terus] menjual gas sebesar USD 2-3 [per juta British thermal units (mmbtu)], sedangkan di luar negeri harga gas mencapai antara USD 13 hingga USD 14 [per] mmbtu, "kata Boediono saat membuka Konvensi dan Pameran dari Asosiasi Petroleum Indonesia (IPA) yang ke-34.

Boediono menambahkan pembangunan infrastruktur juga diperlukan untuk mengamankan pasokan gas untuk pasar domestik.

Meskipun cadangan gas sekarang tersedia di Papua dan Sulawesi, industri di Sumatera dan Jawa mengalami kekurangan gas karena kurangnya infrastruktur yang efisien.

Ira Miriawati, Kepala Pemanfaatan Minyak dan Gas BPMIGAS, mengatakan harga gas domestik bervariasi dari satu lapangan ke lapangan lainnya, namun jauh lebih rendah daripada di pasar internasional.

"Harga gas domestik saat ini berada pada angka USD 1,2 hingga USD 6 per mmbtu, sementara harga ekspor gas alam cair [LNG] berkisar antara USD 10- 12 per mmbtu," ujar Ira.

Boediono mengatakan rasionalisasi harga gas domestik harus dilakukan secara bertahap.

"Ini tidak dapat dilakukan sekaligus, namun secara bertahap. Suatu hari semua harga gas harus mengikuti harga yang ekonomis, "katanya, menambahkan bahwa sebuah tim antar-pemerintah akan merumuskan kebijakan harga energi.

Presiden IPA Ron Aston menyambut baik pernyataan Boediono, mengatakan hal ini sejalan dengan harapan industri.

Dia mengatakan bahwa harga adalah salah satu isu utama bagi pengembang gas untuk menjamin pembiayaan proyek-proyek mereka.
"Harga gas harus berdasarkan harga pasar dan tidak harus dibatasi oleh produsen memberikan subsidi langsung kepada pengguna akhir," katanya.
IPA saat ini memiliki anggota 52 perusahaan yang beroperasi di eksplorasi, produksi dan jasa minyak dan gas.

Konvensi dan Pameran tahunan ini akan berlangsung hingga Kamis, dan mengambil tema: "Investasi Bersama untuk Pertumbuhan Masa Depan".

Dalam upacara pembukaan tersebut, 14 kontrak wilayah kerja minyak dan gas baru ditandatangani dan, seperti yang dilaporkan sebelumnya, pemenang tender dari 14 wilayah kerja baru itu berkomitmen untuk menginvestasikan sekitar USD 146,7 juta untuk tiga tahun pertama eksplorasi.

Selain kontrak, 8 perjanjian jual beli gas senilai USD 908,7 juta juga telah ditandatangani pada acara tersebut.

Saat ini, terdapat 228 kontraktor minyak dan gas yang beroperasi di Indonesia. Menurut pernyataan BPMIGAS tanggal 30 Desember 2009, perusahaan-perusahaan tersebut berencana untuk menginvestasikan sekitar USD 15,99 miliar tahun ini.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengatakan para kontraktor telah menginvestasikan sekitar USD 2,61 miliar pada kuartal pertama tahun ini.

Previous PostWapres Buka Konferensi ke-34 Asosiasi Minyak
Next PostHarga Gas Harus Naik, kata Pemerintah