Kepemimpinan, Dukung Adaptasi Sektor Migas di Era Transisi Energi

Saat ini pemerintah terus berupaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2050. Untuk mencapai target tersebut, industri minyak dan gas (migas) harus segera beradaptasi dengan energi rendah karbon. Salah satu kunci adaptasi tersebut adalah dengan memperkuat kepemimpinan di sektor migas.

Kepemimpinan dan kemampuan yang baik dapat membantu industri migas untuk beradaptasi di era transisi energi. Kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang berkecimpung di dunia migas menjadi sebuah keharusan agar target yang ditetapkan pemerintah dapat terwujud.

Hal ini diamini oleh Wakil Ketua Umum Satuan Kerja Khusus Migas Fatar Yani Abdurrahman.

“Kami membutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa kepemimpinan, cekatan, dan berpengetahuan untuk industri ini,” katanya pada Morning Talk Session IPA Convention & Exhibition ke-46 yang bertema ”Securing the Future Leaders of Indonesia’s Oil and Gas Industry” di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat 23 September 2022.

Dalam pemaparannya, Fatar juga menyampaikan ada 24 jenis keterampilan yang diperlukan dalam industri hulu migas. Keterampilan tersebut tidak hanya berhubungan hal teknis saja, namun juga melibatkan dukungan dari keterampilan lain.

Keterampilan yang berhubungan dengan aspek teknis antara lain teknologi produksi, manajemen proyek, dan geologi. Sedangkan keterampilan penunjang yang juga dibutuhkan di antaranya adalah audit, komunikasi, akuntansi, dan sumber daya manusia (SDM).

Fatar menambahkan, salah satu hal yang menjadi tantangan bagi Industri migas di tengah peralihan energi adalah kesiapan SDM yang mumpuni dan berdaya saing. SDM memiliki peranan penting dan strategis.

Industri migas membutuhkan SDM yang mahir dalam teknologi dan juga mampu berinovasi. Pasalnya, industri migas merupakan industri yang menantang karena melibatkan perkembangan teknologi, kebutuhan investasi, dan risiko yang tinggi.

Presiden Direktur MedcoEnergi Hilmi Panigoro mengatakan, pihaknya akan selalu bertumbuh dan menargetkan akan terus melakukan eksplorasi selama 20 tahun ke depan.

Agar dapat mewujudkan hal tersebut, orang-orang yang memiliki kapabilitas akan berkontribusi besar bagi perusahaan.

“Kami masih membutuhkan tenaga profesional untuk membantu mencapai target kami di masa depan,” ujar Hilmi.

Selanjutnya, Senior Partner Korn Ferry Angel Blanco mengatakan generasi muda sangat diperlukan untuk berkontribusi di industri migas. Ini dikarenakan permintaan migas masih akan mendominasi di tengah topik transisi ke energi bersih. “Industri migas masih menguntungkan untuk dunia,” katanya.

Berbicara tentang generasi muda, President of ExxonMobil Cepu Limited Carol Gal menyampaikan saat ini generasi muda tidak perlu ragu untuk terjun ke dunia migas di tengah menguatnya isu transisi energi. Hal tersebut dikarenakan industri migas sangat adaptif dan fleksibel di tengah berbagai perubahan yang ada.

Industri migas memiliki pengalaman beradaptasi dalam beberapa tantangan sosial termasuk transisi energi.

Terakhir, Praktisi Senior Migas dan Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengatakan perlu ada perubahan paradigma agar para SDM di dunia migas tidak hanya berfokus pada produksi. Ilmu-ilmu lain perlu juga dikembangkan agar dapat berdampak pada ekonomi dan sosial.

“Kita perlu mengembangkan program kerja sama antardisiplin,” pungkasnya.

Previous PostGas Production Optimization Supports Energy Transition
Next PostPenerapan Lean SCM Dukung Pencapaian Target Produksi Migas