Pemerintah Harus Menjaga Iklim Investasi yang Menarik: IPA

Asosiasi Perminyakan Indonesia (IPA) akan mengadakan konferensi tahunan akhir bulan ini. Untuk itu, The Jakarta Post mewawancarai Presiden IPA Ron Aston lewat imel tentang tantangan yang dihadapi oleh industri. Berikut ini adalah cuplikan dari  wawancara tersebut.
 
Pertanyaan: Indonesia ternyata masih menarik bagi investor minyak dan gas. Apakah alasannya?
Jawaban: Indonesia masih memiliki banyak cekungan yang mengandung cadangan hidrokarbon besar. Dari segi prospek geologi, Indonesia adalah salah satu tempat tujuan industri migas dan ini terbukti dari banyaknya perusahaan minyak dan gas besar yang beroperasi di Indonesia.

Apa saja tantangan yang dihadapi oleh investor minyak dan gas pada saat ini?
IPA mengetahui ada beberapa tantangan dalam industri minyak dan gas seperti kondisi regulasi, kepastian fiskal dan perpanjangan Kontrak Bagi Hasil diantaranya. Namun, kami percaya tantangan ini dapat diatasi melalui dialog yang baik antara pemerintah dan industri, dengan Konvensi dan Pameran IPA menjadi salah satu platform yang paling produktif untuk melaksanakannya.

Bisakah Anda menguraikan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak ramah untuk minyak dan gas bumi?

Ada enam area utama yang menjadi keprihatinan para investor di sektor minyak dan gas bumi Indonesia:

1. Cost Recovery
Cost recovery adalah mekanisme dalam KKS yang memungkinkan para kontraktor untuk mengembalikan investasi mereka pada bidang eksplorasi, pengembangan dan produksi dalam industri padat modal dan penuh risiko ini, dari pendapatan produksi setelah hidrokarbon berhasil diproduksi. Kegagalan eksplorasi di kawasan-kawasan yang belum dikembangkan sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.

Hendaknya terdapat pemahaman mendasar bahwa cost recovery tidak berarti pemerintah menyediakan insentif, namun menyediakan investasi yang diperlukan yang menjadi bagiannya seperti yang telah disetujui di Kontrak Kerja Sama.

2. Harga Gas yang Kompetitif
Indonesia memiliki cadangan gas yang besar dan memiliki potensi cadangan-cadangan gas baru. Namun potensi cadangan gas ini terletak di daerah terpencil dimana biaya untuk eksplorasi dan pengembangan sangatlah tinggi (pengeboran sebuah sumur gas pada blok lepas pantai laut dalam dapat memakan biaya hingga US$ 60 juta dan biaya pengembangan lapangannya membutuhkan biaya hingga milyaran dolar).

Untuk dapat menarik investasi yang diperlukan, para investor membutuhkan tingkat hasil investasi yang sepadan dan kepastian bahwa hasil investasi tersebut akan tercapai dan tidak berkurang. Menarik atau tidaknya hasil investasi tersebut sangat ditentukan oleh harga gas.

Selain itu, para pemasok gas hendaknya tidak dibebani indirect price cap (harga listrik yang dibebankan kepada konsumen) sehingga diharapkan peran pemberi subsidi dilaksanakan oleh pembangkit tenaga listrik.

Ada beberapa hal lain yang juga penting dalam penggunaan gas domestik khususnya pengembangan infrastruktur dan penentuan tarif, namun kemampuan produsen gas untuk membawa produknya ke pasar yang memberikan harga yang benar-benar kompetitif dalam lingkup regional adalah yang paling penting untuk menarik investasi.

3. Investasi Eksplorasi
Untuk mencapai produksi masa depan, diperlukan peningkatan kegiatan eksplorasi yang substansial yang saat ini sudah mulai menurun. Diperlukan peningkatan yang signifikan terkait dengan kegiatan eksplorasi wildcat untuk mencapai dan mempertahankan target produksi sebesar satu juta bopd. Diperkirakan lebih dari 100 sumur wildcat per tahun perlu dibor yang jumlahnya dua kali lipat dari jumlah saat ini, sehingga kegiatan eksplorasi perlu ditingkatkan/didorong.

Disayangkan bahwa hasil dari dua tender blok perizinan terakhir kurang maksimal karena faktor eksternal. Hal ini mendorong kebutuhan akan persyaratan eksplorasi agar tetap menjadi kompetitif dan menciptakan iklim investasi yang positif untuk menarik investasi di lingkungan global yang semakin kompetitif..

4.Kondisi Regulasi
Proses dan persetujuan regulasi hendaknya dipercepat dan difasilitasi. Hal ini termasuk persetujuan di setiap tingkatan dari Gas Sales Agreement (GSA), Plan of Development (POD), Work Program and Budget (WP&B) hingga Authorization For Expenditure (AFE) sehingga akan mempercepat proyek-proyek untuk produksi. 

Diperlukan peningkatan koordinasi antar departemen dan konsultasi awal dengan industri untuk mengevaluasi dampak dari regulasi baru dari kementerian lain sehingga dapat mengurangi permasalahan yang dapat timbul di kemudian hari yang dapat menambah ketidakpastian bagi investor serta dapat mengakibatkan penundaan dalam mencapai target produksi.

5.Kepastian Fiskal
Harmonisasi kebijakan fiskal hendaknya diterapkan. Hendaknya terdapat kepastian atas kesucian kontrak KKS dan penerapan prinsip Uniformity dimana pengurangan pajak diberlakukan sama dengan penghitungan Cost Recovery dan tarif Pajak Penghasilan ditetapkan selama masa berlakunya Kontrak KKS meskipun ada perubahan tarif.

Hendaknya ada kepastian atas penerapan assume and discharge responsibility dalam kontrak KKS kecuali untuk pajak korporasi dan pajak dividen.

Hendaknya ada kepastian atas tidak dikenakannya pajak pada pengalihan interest dalam tahap eksplorasi dimana mekanisme farm-in/farm-out merupakan komponen penting untuk kegiatan eksplorasi.

Pembebasan tahunan atas bea impor untuk kategori peralatan yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi hendaknya dihapuskan dan digantikan dengan pembebasan permanen. Proses persetujuan tahunan menyebabkan ketidakpastian dan menghambat produksi.


6.Masa Kontrak (Perpanjangan KKS)
Saat ini perpanjangan KKS hanya dapat diproses 10 tahun sebelum masa kontrak berakhir dan tidak ada proses yang jelas dan transparan menyangkut penerapannya. Terlebih lagi, tingkat komitmen modal dan perencanaan untuk proyek-proyek besar membutuhkan kerangka waktu lebih lama untuk dilaksanakan, khususnya dalam hal proyek-proyek gas dan hendaknya diizinkan penerapan lebih cepat. 

Kegagalan untuk mengizinkan perpanjangan KKS lebih awal dan ketiadaan proses yang transparan mengakibatkan penurunan investasi pada tahun-tahun akhir KKS serta penurunan produksi.

Previous PostIPA Expo ke-34 Membuka Kesempatan dan Tantangan
Next PostKonvensi IPA Berakhir dengan Penawaran Blok Baru oleh Pemerintah