Menaruh Asa dari Jero Wacik

Pulang ke rumah. Itulah ungkapan awal yang santun dari Jero Wacik ketika memberikan sambutan seusai melakukan terima jabatan dangan Darwin Zahedy Saleh sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral kemarin.

Setelah ungkapan itu, berikutnya meluncurlah dari bibir JW – panggilan akrab Jero Wacik – sejumlah nama pejabat ESDM yang disebutnya sebagai teman semasa kuliah ketika di ITB Bandung. JW sendiri merupakan lulusan teknik mesin ITB angkatan 1970 selain juga alumnus Fakultas Ekonomu Universitas Indonesia.

Sebut saja ketika dia menyapa Dirjen Migas Evita Herawati Legowo, “Ibu Evita teman saya satu angkatan. Masih tetap cantik dari dulu sampai sekarang. Saya bersama beliau satu angkatan 1970”.

Jero juga menyebut beberapa pejabat eselon satu lainnya, seperti Kardaya Warnika (Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi/EBTKE), Bambang Setiawan, serta Luluk Sumiarso. Khusus dua nama terakhir merupakan mantan pejabat eselon satu di kementerian itu, yakni Dirjen Minerba dan Dirjen EBTKE.

“Kami semua sama-sama dari ITB, saya merasa betul-betul pulang ke kampung. Bu Karen (Karen Agustiawan/Dirut Pertamina) juga saya kenal sejak dia belum lulus kuliah,” tuturnya sambil mengembangakan senyum khasnya.

Sebagai orang baru di kementerian, ungkapan seperti digambarkan diatas merupakan satu awal yang baik dilingkungan yang bisa dikatakan baru dan penuh tantangan namun cukup strategis.

Indikator itu bisa terlihat dari pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika melantik menteri baru di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II kemarin.

Sedikitnya ada tiga poin yang menjadi catatan Presiden yang harus dikerjakan oleh JW dalam 3 tahun kedepan. Pertama, menuntaskan proyek 10.000 MW tahap I yang macet. Kedua, pengembangan blok Natuna dan Cepu, serta ketiga, pengembangan panas bumi.

“Saya juga mendapat laporan, program panas bumi ada hambatan di daerah. Saya meminta semua dilancarkan. Kita memiliki deposit yang besar di panas bumi.” tegas Yudhoyono.
Memang benar adanya yang disampaikan Presiden tersebut. Cukup berat tantangan yang harus di embank Jero Wacik bersama Widjajono Partowidagdo, Wakil Menteri ESDM, akademi asal ITB.”

Di sektor migas misalnya, sepeti disampaikan pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto, duet itu memiliki pekerjaan rumah untuk menuntaskan masalah penurunan produksi minyak.

Pembatasan BBM

Di hilir, mereka juga harus bisa memberikan kepastian dengan kebijakan yang tepat berkaitan dengan pengaturan dan pembatasan BBM bersubsidi, harga BBM, dan renegosiasi kontrak pertambangan. 

Dia mengakui dirinya tidak berharap banyak kedua pejabat baru di kementerian ESDM bisa menelurkan terobosan besar dalam tiga tahun mendatang.

Pendapat yang sama juga dikemukakan pengamat energi lainnya Kurtubi. Dia menilai figure Jero Wacil – pria kelahiran Singaraja, Bali itu – tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidan ESDM.

“Saya tidak berharap banyak. Namun, ada kelebihan lain yang dimiliki Jewo Wacik, yakni di bidang manajemen. Itu telah terbukti ketika sebagai Menbudpar.”

Segendang seirama, pemangku kepentingan di ESDM mulai dari IPA (Indonesian Petroleum Association), IMA (Indonesian Mining Association), Ketua Umum APBI (Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia) juga berharap sektor ESDM bisa lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Menurut Wakil Ketua IPA Sammy Hamzah, kedua figure itu diharapkan bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi dalam 3 tahun periode tersisa dari KIB jilid II.

Dia menekankan ada tiga poin yang harus dilakukanmenteri baru itu, yakni peningkatan produksi hilir migas, peningkatan investasi, serta menyinkronkan koordinasi antar departemen.

Di sisi lain, Ketua Umum APBI Bob Kamandanu tidak memungkiri jabatan menteri ESDM merupakan posisi yang politis. Sebenarnya, tambahnya, dirinya berharap figure yang menduduki posisi strategis itu ditempati orang yang mengerti energi.

“Namun, Presiden sudah memutuskan. Kami akan support. Kami mengharapkan menteri baru bisa dibantu orang yang mengerti di bidangnya.”

Dari parlemen juga ikut berkomentar terhadap terpilihnya Jero Wacik sebagai Menteri ESDM. Ketua Komisi VII Teuku Riefky Harsya. Dia menilai terpilihnya mantan Menbudpar sebagai Menteri ESDM diharapkan bisa membawa angina segar bagi dunia pertambangan dan energi.

“Itu duet yang tepat. Mereka berdua diharapkan bisa membenahi sektor ESDM untuk mencapai target kemandirian energi,” ujarnya yang juga berasal dari Partai Demokrat, sama dengan Jero Wacik.

Berbeda dengan Riefky Anggota Komisi VII DPR Satya W. Yudha lebih sifatnya mengingatkan agar Jero Wacik sebagai menteri ESDM baru diharapkan tidak terkooptasi dan kepentingan korporasi tertentu di sektor energi.

Menjawab semua kritikan dan harapan dari pemangku kepentingan ESDM. Jero Wacik tetap optimis bisa menjawab tantangan baru di kementerian itu. Dirinya, tambahnya, akan menjawab semua keraguan itu dengan bekerja. Bahkan, dia menambahkan, telah meminta pimpinan di kementerian ESDM segera rapat.

“Ini kejadian 2004 terulang lagi. Saya hanya tersenyum dan dengan tekad bulat bekerja. Oleh karena itu, saya telah meminta rapat pimpinan nanti malam (kemarin) pukul 19.00 WIB,”tegasnya. Selamat bekerja Pak JW

Previous PostPeraturan Keuangan Baru Picu Kontroversi Perminyakan
Next PostBagi Hasil Migas Kontraktor Diusulkan Setelah Produksi